Nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2021 mencapai 22,03 miliar dolar AS setara Rp317,4 triliun. Angka ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah atau naik 53,35 persen year on year. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menjelaskan kenaikan ekspor RI ini ditopang kenaikan harga komoditas.
"Ekspor Oktober 2021 cukup tinggi naiknya. Kalau kita pilah migas secara yoy meningkat 66,84 persen dan non migasnya meningkat 52,75 persen yoy," kata Margo Yuwono, Senin (15/11). Margo menjelaskan harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia naik sebesar 13,3 persen secara bulanan atau 114,87 persen secara tahunan. Beberapa komoditas lainnya juga mengalami peningkatan harga di antaranya batu bara yaitu sebesar 27,58 persen month to month (mtm), minyak kelapa sawit 10,62 persen mtm, dan minyak kernel sebesar 26,62 persen mtm.
Sebaliknya ada komoditas yang mengalami penurunan harga yakni nikel yang turun sebesar 0,07 persen mtm. "Kinerja ekspor secara total maupun non migas di 2021 ini lebih baik dibandingkan tahun 2019 dan 2020. Semoga kinerja ekspor bisa dipertahankan di tahun tahun ke depan supaya berdampak kepada pemulihan ekonomi di Indonesia," tukasnya. Kenaikan ekspor non migas Oktober 2021 ditopang ke China sebesar 1,38 miliar dolar AS atau naik 31 persen.Sementara nilai impor Indonesia Oktober 2021 mencapai 16,29 miliar dolar AS.
Margo mengatakan angka ini naik51,06 persen year on year sedangkan secara bulanan naik 0,36 persen. "Kalau dirinci impor migas Oktober 2021 sebesar 1,90 miliar dolar AS. Impor non migasnya tercatat sebesar 4,39 miliar dolar AS dibandingkan September 2021," ucapnya. Menurutnya, perkembangan impor secara total maupun non migas tahun ini lebih baik atau lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 dan 2020.
Penguatan ekspor impor membuat kinerja neraca perdagangan Indonesia bergerak positif. Pada Oktober 2021, perdagangan RI mengalami surplus sebesar 5,73 miliar dolar AS. Surplus jumbo pada bulan Oktober 2021 ini didorong oleh peningkatan nilai ekspor maupun nilai impor secara tahunan. "Kalau lihat tren surplus kita selama 18 bulan secara beruntun,” jelas Margo.
Margo mengatakan, surplus neraca perdagangan pada bulan Oktober 2021 ini didukung beberapa komoditas antara lain bahan bakar mineral, minyak dan lemak hewan nabati, serta besi dan baja. Surplus RI mengalahkan negara mitra dagang antara lain Amerika Serikat (AS) yang mencatat surplus 1,7 miliar dolar AS, China surplus 1,3 miliar dolar AS, dan Filipina surplus 685,7 juta dolar AS.